Pengalaman Dihinggapi Tumor

Saya tidak pernah memikirkan atau menduga bahwa saya akan berada di meja operasi 2 kali dalam hidup saya, saya bahkan belum tau apakah ini yang terburuk yang bisa saya alami (operasi pertama saya adalah infeksi usus buntu). Saya mengetahui adanya benjolan di payudara kiri saya sebulan  yang lalu, kemudian memeriksakan diri ke klinik Cassa Medica di Batu Aji, peristiwa di oper sana sini sudah saya ceritakan di postingan blog saya sebelumnya, jadi saya akan membahas soal bagaimana saya bisa “dihinggapi” benjolan ini. 



Ketika dokter Cassa Medica mengakui bahwa benjolan saya adalah hal yang perlu untuk ditindaklanjuti, saya tidak terlalu khawatir, ada teman kerja saya yang mempunya tumor payudara jinak sebesar 8 cm yang sudah diangkat dan dia baik-baik saja hingga kini. Jadi saya berfikir tumor saya adalah jinak karena dokter pertama yang memeriksa saya menyatakan demikian

Hingga dokter RS Elisabeth, dokter ke 3 yang memeriksa saya mengatakan benjolan saya tidak tegas batasan nya, yang adalah salah satu ciri tumor ganas, dan karena umur saya yang sudah lebih dari 30+, maka dia merekomendasikan saya untuk diperiksa lebih intensif  dengan USG. Karena saat itu adalah hari-hari menjelang datang bulan saya, maka pemeriksaan harus ditunda hingga 5 hari setelah haid. Itu artinya saya harus menunggu sekitar 9 hari lagi (pemeriksaan USG tidak boleh dilakukan 3 hari sebelum dan 5 hari setelah haid). 

9 hari itu adalah 9 hari terlama seumur hidup saya, karena berbagai kekhawatiran campur aduk di fikiran saya. Bagaimana jika ternyata tumor ganas? Bagaimana jika kanker? Apakah saya akan mati? Apakah saya akan mengalami sakit dan pengobatan yang menyiksa? Saya juga merasa lalai dan bersalah karena tidak memeriksa payudara saya beberapa bulan belakangan ini. Mustinya saya tahu lebih awal pikir saya


Benjolan yang diangkat lebarnya 2cm,
bandingkan ukurannya dengan ujung jari saya
Saya membaca berbagai sumber soal tumor jinak, tumor ganas, dan kanker serta penyebabnya. Saya mulai mempertanyakan gaya hidup saya yang selama ini saya pikir cukup sehat. Saya rajin berolah raga, dan istirahat teratur, tidak merokok atau mengkonsumsi alkohol  dan (berusaha) memperhatikan makanan yang saya makan. Walau demikian saya menyadari saya tidak selalu makan-makanan yang sehat, saya kadang masih makan mi instant, saya  sering makan diwarung yang tentunya dimasak dengan MSG, kadang-kadang saya makan fast food, gorengan dan kurang makan buah dan sayur. Jika diambil rata-rata, saya masih lebih sering makan makanan sehat dibandingkan tidak,  tapi mungkin yang jarang ini tetap bisa memicu tumor yang saya derita.

Akhirnya tanggal 10 Agustus saya diperiksa dengan USG, hasilnya tumor saya sebesar 1,13 x 0.66 cm. cukup kecil dan dinyatakan tidak ganas. Mungkin ukuran 6 cm ketika itu karena hormon yang meningkat menjelang datang bulan.  Saya senang sekali hingga saya mengeluarkan air mata ketika beban kekhawatiran itu lepas dari bahu saya,  saya tidak menceritakan soal ini ke keluarga karena saya tidak mau mereka khawatir. Saya sedang menunggu jadwal untuk operasi dan saat ini saya lebih hati-hati memilih makanan, lebih semangat berolah raga dan lebih cepat-cepat “kabur” kalau ada yang merokok

**Update

Operasi berlangsung selama 1,5 jam, saya sadar dan segera bisa berjalan dan beraktifitas seperti biasa, besoknya langsung pulang naik motor sendiri. Saya dikasi obat pain killer dan antibiotik saja. 5 hari tidak diperbolehkan mandi, setelah 5 hari perban dilepas dan dikasi salep mederma.


Konsultasi terakhir dokter menyebutkan selain faktor-faktor eksternal, tumor juga disebabkan faktor hormonal, dan karena seorang wanita tidak/belum menyusui hingga usia tertentu, saya juga membaca banyak beberapa sumber yang mengatakan hal yang sama. Hal ini jadi catatan buat saya supaya cepat-cepat kawin dan bereproduksi sebagaimana mastinya :p

Share:

0 comments

Terimakasih sudah mampir, silahkan tinggalkan pesan untuk tulisan ini yaa. Terimakasih