Touring Sepeda Batam - Johor - Pulau Tioman, Malaysia (Bag I)

Pelabuhan Stulang Laut Exit ke sebuah Mall, jadi
sepeda saya ngemall untuk pertama kalinya.
Sekalian saya mengambil uang di ATM
Tanggal 8 Juni, Bos menyatakan kantor akan diliburkan selama 1 minggu mulai tanggal 11 Juni hingga 15. Kami akan masuk kerja kembali tanggal 18 Juni. Karena kesibukan kantor, kami menduga kalau kami hanya akan libur pada tanggal merah saja.


Seminggu sebelumnya saya sempat googling soal daerah-daerah sekitar johor karena saya ingin kesana jika liburan cukup panjang. Tapi informasi yang saya dapatkan tidak banyak, karena saya hanya mencari sekilas

Jam 5 ketika pulang kerja, saya langsung ke Travel agent yang tidak jauh dari kantor untuk membeli tiket pulang pergi Batam-Johor.

Persiapan

Sedetik sampai dirumah saya langsung mulai mengemasi barang yang akan saya bawa. Pakaian, perlengkapan kecil-kecil yang cukup banyak jika dikumpulkan, perlangkapan makan: piring, sendok, cangkir, perlengkapan memasak: kompor, gas, korek, perlengkapan mandi, perlengkapan sepeda seperti ban cadangan, peralatan untuk memperbaiki sepeda, senter, baterai, kamera, tripod power bank, obat-obatan dll
Tanggal Liburan saya mulai tanggal 9 sampai 17 Juni
5 hari off + weekend


Karena tidak ada planning saya tidak ada membeli makanan, jadi saya membawa apa saja ang ada di stock saya: 3 buah mi instant, kecap, minyak goreng, kacang hijau kupas, bawang, gula, teh celup

Saya packing hingga larut malam dan melanjutkan finishing nya dipagi hari.

Sabtu, 9 Juni 2018: Menuju Johor

Jadwal ferry saya berangkat jam 12.30. Penumpang wajib check in 1 jam sebelumnya. Sekitar jam 10 saya sudah mengayuh sepeda menuju pelabuhan. Saya singgah di warung untuk membeli telur. 3 buah telur saya masukkan ke dalam ransel dengan maksud akan memasukkannya ke dalam wadah telur khusus camping. Sampai di pelabuhan saya check in dulu dan menyerahkan sepeda dan tas yang nyantol di sepeda kepada pihak kapal. Sepeda saya menghilang di balik pintu.

Catatan Perjalanan Bersepeda Dari Dumai Ke Samosir (Bagian I)

Tragedi Telur Pecah

Karena hampir jam 12, saya keluar pelabuhan untuk makan. Ada tempat makan persis disamping pelabuhan. Selesai makan, saat akan mengambil uang, saat itu saya melihat tas saya basah. Awalnya saya kira karena saya menaruh tas di meja yang basah.  Saya segera sadar kalau itu adalah telur yang belum sempat saya pindahkan ke tempat telur yang ada di tas makanan. Telurnya pecah. Walau di dalam kantung plastik, tetap telur itu merembes kemana-mana


Video perjalanan saya bisa dilihat disini



Semua barang segera saya keluarkan dari ransel. Saya panik karena basahnya sudah mengenai tas kamera mirrorless. Saya menumpang ke ibu  yang punya rumah makan untuk membersihkan tas itu di wastafelnya. Rupanya tidak ada air dari kran washtafel. Hanya ada di Drum plastik. Entah ini kejadian karena mati PAM atau memang air hanya ada di waktu-waktu tertentu saja. Soalnya tempat makan itu sepertinya bukan bangunan legal.

Duhh, bukannya saya bak keledai yang melakukan kesalahan yang sama 2 kali. Tapi kali ini memang belum sempat memindahkan ketempat seharusnya.

Wajah ibunya masam melihat saya memakai airnya menyiram tas saya

Saya meminta kantong plastik dan memasukkan barang saya salam 1 kantong, dan tas saya yang basah dalam 1 kantong. Lalu membuang telur itu. Telur masih ada yang utuh, tapi saya malas ngurusinnya. Saat itu waktu sudah mendesak untuk saya masuk ke ruang tunggu

Catatan Perjalanan Bersepeda Dari Dumai Ke Samosir (Bagian II)

Saya meninggalkan rumah makan itu dan masuk ke dalam ruang tunggu ferry. Di ruang tunggu saya manfaatkan waktu ke toilet lagi untuk mencuci tas saya dengan hand wash yang ada disana. Berkali-kali saya cuci tetap baunya amis. Sayapun merasa saya ikutan amis. Ketika saya keluar dari toilet, petugas sudah memanggil nama saya untuk segera masuk kapal. Rupanya tinggal saya yang belum masuk. Haduh

Perjalanan kapal Batam - Johor sekitar 2 jam

Kapal tiba di Johor sekitar jam 4 waktu setempat. Waktu Malaysia  1 jam didepan kita. Saya langsung keluar pelabuhan dan menggunakan Aplikasi maps.me yang bisa digunakan tanpa koneksi internet. Tidak mudah menemukan jalan karena saya memang tidak mengerti jalan di Johor sama sekali. Biasanya saya kesana tinggal naik bis atau taksi ke terminal bis Larkin.

Camping Sendirian

Menjelang jam 6 saya menemukan sebuah lapangan bola yang cukup luas dan berhenti untuk mempertimbangkan mendirikan tenda disana. Ada bangunan toilet disana, tapi tidak ada airnya. Toilet itu sudah tidak dipakai. Lapangan itu adalah bagian dari sebuah sekolah yang ada di seberang jalan. Ada tanda dilarang masuk. Akhirnya saya memutuskan untuk berhenti disana. Saya punya cukup air untuk memasak dan minum malam itu. Tentunya tidak untuk mandi. Sikat gigi cukuplah

Touring Sepeda Batam - Johor - Pulau Tioman, Malaysia
Tenda saya di hari pertama. Dibelakangnya  adalah kebun karet


Touring Sepeda Batam - Johor - Pulau Tioman, Malaysia
Mendirikan tenda. Tempat saya nge "camp" di depan itu adalah lapangan bola
Tempat ini agak menurun dari lapangan di depannya

Saya tidak punya banyak makanan karena memang tidak sempat belanja. Yang ada hanya milo dan mi instant. Saya makan mi rebus tanpa tamabahan apa-apa dan minum milo. Ketika hari belum gelap tempat itu biasa saja. Ketika sudah gelap, saya jadi takut. Segala bunyi menjadi sensitif buat saya. Menjelang tidur, saya menyusun semua barang supaya besok tidak terlalu repot saat akan berangkat.

Malam itu saya sangat sensitif dengan bunyi-bunyi yang ada di sekotar saya. Tentu saja saya takut. Saya menyiapkan alat setrum dan pisau disamping ketika saya tidur. Walau takut, saya tidur sangat nyenyak

Minggu, 10 Juni 2018: Berjuang Keluar dari Johor

Masih gelap ketika saya bangun, segera saya keluar tenda, memasang kamera untuk mengambil video timelapse. Rupanya setelah melihat hasilnya, yang saya ambil ternyata foto timelapse, duhh hiks. Tapi hasilnya bisa dilihat dibawah ini

Touring Sepeda Batam - Johor - Pulau Tioman, Malaysia
Video Timelapse yang salah, rupanya saya mengambil foto timelapse. Ini salah satu dari 500an foto yang diambil
Sebelah kiri tenda saya, nampak saya menggantung tas supaya lembabnya hilang


10 menit menjelang jam 7 pagi saya sudah meninggalkan tempat itu. Saya sarapan di sebuah rumah makan India. Saya melihat rumah makan tidak ditutup tirai selama di Malaysia, padahal saat itu puasa

Sekitar jam 9 saya menyadari sudah melewati jalan yang sama sebelunya. Berarti 1 jam saya mengayuh sepeda sia-sia. Pengen rasanya nangis-nangis tapi malu ama ban sepeda. Ban sepeda bilang: aku aja kuat, masa kamu nggak. Puk-puk diri sendiri

Sekitar jam 10 saya singgah di sebuah swalayan untuk belanja bahan makanan. Semua mata menatap saya dimanapun saya bertemu orang. Namun tidak ada yang mengganggu atau berkomentar iseng seperti yang saya alami saat Tour Dumai - Samosir dulu

Saya berusaha keluar dari Johor, tapi sulit menemukan jalan yang benar. Maps.me sering membuat saya berhenti di persimpangan karena dia akan bunyi setelah saya dipersimpangan. Padahal seharusnya sebelumnya sudah kasi saran dong, supaya saya tahu harus belok kiri atau lurus.

Akhirnya setiap 15 meter menuju sebuah persimpangan saya harus berhenti melihat peta. Wasting time banget

Mau lurus atau belok kiri? Peta selalu terlambat memberitahu,
yang membuat saya harus berhenti menjelang persimpangan, untuk tahu saya harus kemana



Jalanan di Johor selalu menyediakan bahu jalan seperti ini, saya merasa sangat nyaman bersepeda disana

Tempat yang luas untuk istirahat. Saya sunggurh iri melihat jalanan mereka


Suatu kali saya sudah berhenti memeriksa peta untuk melihat saya harus kemana. Saat saya sudah jalan lurus melawati lampu merah, peta bersuara menyarankan saya untuk lurus. Karena kesalnya saya bilang ke wanita yang berbicara dari dalam aplikasi "ah diam lu" Sekarang sih ingatnya lucu, tapi saat itu benar-benar kesal

Perjalanan keluar dari kota Johor sangat rumit. Banyak jalan layang dan jalan bersusun. Selain saya tida mengerti jalan mana y ang harus dipilih, petunjuk juga sangat kurang. Saya melewati jalan yang sama lagi untuk ke-2 kalinya

Singkat kata. Akhirnya saya berhasil keluar dari kota, ke jalan antar kota. Jalan antar kota jarang ada persimpangan, jadi saya bisa fokus mengayuh sepeda, bukan berhenti melihat peta atau bertanya pada orang

Saya melintasi perkebunan sawit, tapi sangat berbeda dengan perkebunan sawit di Indonesia. Disini posisi pohon sawit jauh dari jalan. Kalau di Indonesia persis disamping jalan

Banyak yang menjual lemang di sepanjang jalan menuju Kota Tinggi. Kebanyakan menjual batangan. Sekitar jam 6.30, saya berhenti di sebuah penjual  yang saya lihat menjual dalam kotak makanan (bukan batangan). Mereka membolehkan saya membeli 5 Ringgit. Ini request khusus karena penjual menjual 1 box 7 Ringgit.

Saya bertanya pada penjual apakah Kota Tinggi masih jauh. Dia bilang sudah dekat, sekitar 1 jam. Ada 2 orang pria dan 1 orang anak laki-laki berusia 7 tahun. Saya bertanya apakah mereka akan disana sampai pagi. Dia mengiyakan. Segera saya bertanya apakah saya boleh mendirikan tenda disana. Si abang langsung mempersilahkan. Dibawah lokasi dia jualan ada ladang yang terdiri dari kolam ikan dan sebuah rumah yang sepertinya untuk penjaga ladang.

Dipersilahkan begini rasanya senang sekali. Saya segera menuju ke ladang mereka. Si abang menunjukkan bahwa disana ada pancuran, tapi tidak ada toilet

Saya mendirikan tenda dengan cepat dan segera mengambil perlengkapan mandi, kemudian mandi di pancuran itu. Tau nggak teman-teman, mandi saat itu terasa nikmat tiada tara. Malam sebelumnya saya tidak mandi ditambah lagi debu, keringat dan rasa lelah mengayuh seharian. Semua hilang dibawa air. Meski saya harus mandi dengan baju lengkap. Saya berganti pakaian di sebuah bangunan rusak

Saya masak dan makan kemudian pergi ke tempat mereka jualan. Dari obrolan, mereka menyarankan saya untuk naik bis menuju kota Mersing. Menurut mereka, jalan kesana melintasi hutan rimba dan banyak penyamun. Lucu juga mendengar istilah penyamun. Kata yang jarang sekali dipakai dalam bahasa kita. Mengingat jarak 92 km, yang pastinya akan membuat saya harus menginap 1 malam lagi dijalan, saya memutuskan untuk naik bis

Bersambung disini

Baca Juga:

Tour Sepeda Ke Daik, Pulau Lingga

7 Hal Yang Membuat Travelling Sendiri Itu Lebih Asyik

Berkenalan Dengan Traveller Berbagai Bangsa Saat menginap Di Hostel


Share:

14 comments

  1. Touring pakai sepeda itu sesuatu banget..asyik kalau rombongan ...
    Kalau sendirian..ih, super deh..

    Pengen baca kelanjutannya lagi..

    ReplyDelete
  2. kak rina berani banget nge camp sendirian, minimal ada 1 orang temen, tapi kalo hobby semua bisa di lewati, selalu salut sama semangat nya kak rina.
    sukses selalu kak

    ReplyDelete
  3. Kebayang deg2an den seru nih touring sepeda. Kalau aku sih belum berani nih, mba. Apa dimulai dari jarak dekat dlu ya. Terima kasih telah berbagi yaa

    ReplyDelete
  4. Berani banget ya nenad di mana aja. Seru juga sih! Tapi ini sendiri. Trus yang fotoin pas buka tenda dan pasang tenda itu siapa??

    ReplyDelete
  5. Akhirnya diposting juga... Wanita pemberani Dan kuat... So inspiring banget deh .. semoga aku bisa mengikuti jejak langkahnu

    ReplyDelete
  6. Nyaliku ciut seketika membaca bagian kak rina standby alat setrum dan pisau.
    Berani sekali kakaaak ini.
    Warbiyasaaaaaak

    ReplyDelete
  7. Duh ketar ketir aku bacanya, kak. Kk ini super duper, deh! Nggak kebayang kalo aku kayak gitu, mati anak ayam ketakutan...hiks. Aku tunggu kelanjutannya, kakk........

    ReplyDelete
  8. Haduh suara mba penunjuk peta emang sering telat apalagi kalau koneksi internet buruk

    ReplyDelete
  9. Wah, mbak. Aku baru kali ini baca tulisan travelling pakai sepeda. Keren banget mbaknya berani tidur sendirian di lapangan bola itu

    ReplyDelete
  10. Selalu kagum dengan kegiatan bersepedanya kak Rina. Ditunggu kisah lanjutannya kak

    ReplyDelete
  11. Lumayan ya mbak rute touring sepedanya. Aku udah lama nggak naik sepeda, mungkin baru ngayuh sebentar udah ngos-ngosan :)

    ReplyDelete
  12. Nggak tahu lagi lah mau bilang apa. Kak Rina petualang sejati. Jadi terinspirasi banget....

    ReplyDelete
  13. Ah maps.me. Favorit aku kalo traveling.

    ReplyDelete
  14. Kak next ajarin cara ngerawat sepeda. Sepedaku koq setiap 3 bln udah hancur aja 😣😣😣

    ReplyDelete

Terimakasih sudah mampir, silahkan tinggalkan pesan untuk tulisan ini yaa. Terimakasih