Soal Risiko Dan Keamanan Wanita Touring Sepeda Sendirian

Tenda ditempat tersembunyi
Saya sering ditanyain soal keamanan selama touring sepeda. Pertanyaan-pertanyaan ini biasanya dari teman-teman yang awam tentang dunia petualangan. Saya pikir memang mengherankan buat orang-orang dan mereka mungkin sama sekali tidak punya gambaran soal apa yang saya lakukan. Karenanya saya ingin menuliskan apa yang saya lakukan untuk bisa lebih aman selama melakukan perjalanan dengan sepeda

1. Hanya melakukan perjalanan di siang hari

Saya hanya mengayuh sepeda di siang hari. Sama seperti kegiatan mendaki gunung yang tidak menyarankan perjalanan malam hari, bersepeda juga demikian. Menurut saya, tidak ada alasan untuk mengayuh sepeda di malam hari.

2. Mendirikan tenda di dekat rumah orang lain

Mengapa touring harus tidur di tenda?

Karena seringkali diperjalanan, malam sudah hampir datang dan kita berada di tempat yang tidak ada penginapan. Selain itu kadangkala jika ada penginapan, tapi masih menungkinkan mendirikan tenda, banyak yang memilih menginap di tenda untuk menghemat. Ada kalanya kita butuh menginap di penginapan karena ingin mencuci pakaian atau mengisi baterai semua peralatan elektronik. Jadi semua tergantung situasi dan kebutuhan.

Saat mendirikan tenda, saya hanya mendirikannya di tempat dimana ada rumah orang lain yang tidak jauh dari saya, dengan meminta izin pada mereka. Hal ini tentu akan meminimalisir ke titik nol niat jahat orang jika memang ada yang berniat jahat

3. Mendirikan tenda di tempat yang tersembunyi

Jika tidak ada pilihan untuk mendirikan tenda di dekat rumah orang, usahakan untuk tidak terlihat. Mendirikan tenda dibalik hutan atau rimbunnya daun dan tidak menyalakan api atau senter pada malam hari. Kegiatan camping secara tersembunyi ini disebut 'stealth camping'. Saya melakukannya 1 kali. Cukup menakutkan karena saya tidak terlalu tersembunyi. Namun saya tidak terlalu jauh dari jalan raya, jadi saya bisa membayangkan kalau terjadi apa-apa, saya tidak jauh dari manusia lain

Pulau Tioman, Malaysia. Resiko mendirikan tenda disini hanyalah di gigit semut,
nyamuk atau didatangi biawak, karena saya melihat banyak biawak di daerah ini.
Tapi setahu saya biawak tidak makan orang  

4. Membawa alat keamanan

Saya membawa alat setrum bersama saya, juga pisau dapur yang sebenarnya saya pakai untuk mengiris bawang. Rencananya saya juga akan membeli pepper spray atau bubuk merica. Saya membaca kalau pepper spray juga efektif untuk mengusir anjing ketika kita dikejar

Menanggapi Komentar Orang: Kok Berani Banget? Apa Nggak Takut?

Jika ada rumah orang lain tidak jauh dari saya, saya tuh tidak takut sama sekali. Saya hanya takut kalau saya menginap di tempat sepi dan tidak ada orang seperti yang pernah saya lakukan di Johor Malaysia

Seringkali saya ditawari untuk tidur di rumah orang dimana saya minta izin mendirikan tenda. Tapi saya selalu menolak. Mengapa? Selain merasa sungkan, ini juga karena faktor keamanan dan privacy

Menurut saya, jika tidur di rumah mereka saya bisa terpapar pada ancaman lain, yaitu laki-laki dirumah itu. Walau itu adalah kemungkinan kecil, tapi kemungkinan itu tetap ada. Lebih aman buat saya berada di tenda.

Baca juga Catatan Perjalanan Bersepeda Dari Dumai Ke Samosir (Bagian I)

Jika tidur di rumah mereka, saya harus ngobrol dengan mereka hingga malam, apalagi jika mereka memberikan posisi kita tidur di ruang tengah. Lampu tentunya akan menyala hingga malam. Bagaimana mau nyaman tidur dilewatin orang-orang sementara saya tidur. Padahal kalau touring sepeda saya sering dan hampir selalu tidur sekitar jam 7 atau jam 8 malam saking lelahnya

Mengendarai sepeda hanya di bagian paling kiri atau kanan jalan
(tergantung aturan negara yang kita datangi)


Menurut saya pada dasarnya kebanyakan orang itu baik.  Jadi dalam perjalanan, kita akan bertemu dengan orang-orang baik. Walau saya tahu ada resiko yang harus saya hadapi sebagai wanita yang bepergian dengan sepeda sendiri. Tapi resiko bisa diatasi dengan mengikuti prinsip keamanan diatas. Dan selama ini saya masih belum pernah mengalami kejadian apa- apa

Dengan melakukan hal-hal itu sudah pasti aman? Tentunya tidak 100%, risiko pasti ada. Tapi jika kita membiarkan rasa takut akan risiko menghentikan kita, makan kita akan selalu diam ditempat.

Ada satu hal yang menarik, yang mungkin teman-teman yang awam perlu tahu. Menurut buku Norman Edwin tentang mendaki gunung, bahwa, lebih banyak orang yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas dibandingkan orang yang meninggal ketika mendaki gunung. Jadi, ketika orang ngeri melihat para pendaki gunung, mereka tidak tahu bahwa berangkat kerjapun mereka menanggung risiko lebih tinggi. (Saya suda lupa apakah data yang dia pakai untuk pernyataan ini). Jadi apa yang terlihat menakutkan, belum tentu lebih berbahaya dibandingkan dengan apa yang kita lakukan sehari-hari

Perlu teman-teman ketahui bahwa soal keamanan yang saya tulis diatas sudah dilakukan dan diterapkan banyak petouring sepeda baik pria maupun wanita. Di negara "barat" sana bahkan ada ancaman serangan beruang ketika camping di perjalanan. Mereka biasanya membawa alat semprot beruang. Makanan harus digantung di pohon yang agak jauh dari tenda karena beruang bisa datang karena aroma makanan

Banyak orang sudah berkeliling dunia dengan sepeda, termasuk perempuan yang melakukannya sendiri.

Ada seorang cewek korea bernama Jin yang sudah keliling dunia selama lebih dari 6 tahun. Dia sudah mengelilingi benua Amerika, Eropa, Afrika, Asia sejak usia 24 tahun hingga usia 30 tahun saat ini. Saat ini dia sedang menjelajahi malaysia dan akan mengunjungi Australia segera. Silahkan lihat blog nya di www.universewithme.com, dan youtube dan instagram dengan nama yang sama. Dia adalah inspirasi saya dalam melakukan touring

Baca Juga:






Share:

23 comments

  1. sebenarnya aku juga mencemaskan para wanita yang berpergian sendiri, termasuk kak rina dan juga aku, karena ancaman diluar lebih besar melihat wanita jalan sendiri, namun benar kata ka rin, jika lebih banyak takut maka akan diam ditempat, Namun lagi lagi, semua tergantung keberanian individu itu sendiri, dan mungkin aku harus lebih banyak lagi belajar keberanian dari kak rin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau jalan-jalan sendiri di tempat wisata biasa saya rasa nggak perlu ada yang di khawatirkan, asal kita tetap waspada dengan baang-barang bawaan. Kalau kita ramai-ramai pun barang bawaan bisa saja di rampok/dicopet toh

      Delete
    2. Ia bener kata kak sarah, lebih sering khawatir kalo cewek jalan senditian apalagi nge camp sendirian, tapi salut buat kak rina punya tips yang bisa jadi pegangan suatu saat nanti kalo pas sendirian ngk bingung lagi. Sukses buat semuanya

      Delete
  2. Makasih kak tipsnya... Saya nggak berani ato was2 banget kalo harus tidur ditenda sendirian.

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha...tinggal kunci pintu tenda aja nggak ada yang ganggu

      Delete
  3. Kmaren prtanyaanku uda dijawab blm yaa?
    Tiap sepedaan lama gini BB turun banyak ga?? 😂😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Turun Han, lumayan, tapi biasanya cepat balik kalo kembali ke kegiatan normal duduk di kantor seharian

      Delete
  4. Note tuk mendirikan tenda... Keren abiz.... Tapi kalau di Tioman it banyak binatang malata, bagaimana mengatasinya.. tabur garam bener2 ampuh gak see? Anak kagak pernah camping sendirian ya begini neh meraba2 Aja haha

    ReplyDelete
  5. Saya juga pengen touring kayak gitu, tapi dibonceng. Gak sanggup kalo jauh banget. Pernah coba sepedaan waktu di Amsterdam. Dari pusat kota ke salah satu desa, wihhh lutut terasa dipaku setelah pulang.

    ReplyDelete
  6. bener juga ya, naik sepeda nya pas siang, lalu nginep deket rumah penduduk
    jadi safety tetap bisa dipertahankan bagi kaum wanita jika ingin naik bersepeda

    terima kasih tips nya kakak

    ReplyDelete
  7. Salut nih sama kakak wonder woman ini. Luar biasa mentalnya

    ReplyDelete
  8. Biar acara touring-nya aman dan nyaman lebih baik mengajak pasangan ya..

    ReplyDelete
  9. Keren deh mba touring sepeda seperti ini. Kalau ga salah dulu ada touring sepeda untuk perempuan menyambut Hari Kartini, tapi kayaknya sudah ga ada lagi ya

    ReplyDelete
  10. Wah pengalaman yang seru, tapi tetep ngeri aku kalau harus touring sendiri

    ReplyDelete
  11. MashaAllah...kereeen bangeet, mba.
    Kalau untuk uang, bagaimana me-manage nya mba?
    Apakah touring tidak menyita waktu bekerja?

    Maaf...bila pertanyaannya membuat tidak nyaman.

    ReplyDelete
  12. Nampaknya seru touring sendirian pake sepeda. Kalau sendiri kayanya lebih bebas aja ya mau ke mana dan mau nginep di mana. Asal semuanya pasti aman aja

    ReplyDelete
  13. Keren banget mbak Rina, aku selalu salut sama perempuan tangguh macam mbak Rina. Dulu aku pernah kepikiran untuk jalan-jalan sendiri keliling dunia, tapi setelah menikah dan punya anak maunya kemana2 bareng keluarga. heheheh. sukses terus ya mbak Rina. Kalau ke Aceh kabari saya :)

    ReplyDelete
  14. Emang agak riskan perempuan jalan sendiri, tapi udah bener kyknya cara2 yg mbak lakukan. Semoga tercapai keinginanya buat touring lbh jauh dan selalu dilindungi-Nya ya mbak :D

    ReplyDelete
  15. MashaAllah luar biasa mba Rina, keren banget bisa kayak gt. Bahkan mendirikan tenda disamping rumah orang, amazing. Semoga terus berkelana, dan selamat sampai tujuannya ya mbak. Menggapai mimpi touring bersepeda ke bumi Tuhan yang luas :)

    ReplyDelete
  16. tetap harus ekstra hati-hati ya mba. But bravoooo...you nailed it!

    ReplyDelete
  17. Aku salut padamu, Mbak Rina!
    Persiapan udah ok, semoga lancar yaa solo touring seperti ini. Naik sepeda lebih santai, bisa mingle dengan suasana sekitar.
    Kalau aku gabung di Couchsurfing supaya saat traveling ada tempat nebeng tidur atau teman jalan.

    ReplyDelete
  18. woww unik nih, tadi saya baca blog mas danan dan nyasar ke blog mba rina, ternyata isi blognya unik tentang wanita yang suka dolan naik sepedaan hihi... saluut mbak..

    ReplyDelete

Terimakasih sudah mampir, silahkan tinggalkan pesan untuk tulisan ini yaa. Terimakasih