|
Sakura di Ueno Park, Tokyo |
Seperti orang lain yang mengunjungi Jepang, melihat sakura adalah bagian besar tujuan perjalanan saya. Salah satu tempat yang cocok untuk melihatnya adalah Ueno Park. Ini adalah tempat yang saya kunjungi pertama kali saat saya ada di Tokyo, Jepang.
Saya berangkat dari apartemen teman saya di Oikeibajyomae station. Jaraknya tidak terlalu jauh dengan stasiun Ueno.
Sistim kereta di Tokyo sangat membingungkan saya. Setiap perusahaan mempunyai nama dan jalur kereta sendiri. Beberapa hari di Tokyo saya masih terus kebingungan menuju suatu tempat
Cuaca berkisar antara 6-12 derajat celcius, suhu yang cukup membuat saya tersiksa. Tangan saya bengkak kaku. Ini adalah reaksi kulit saya terhadap cuaca dingin. Hidung saya jugfa meler. Saya sangat enggan untuk keluar rumah. Alhasil saya tiba di Ueno sekitar makan siang.
Posisi Ueno Pak persis didepan stasiun kereta, sekitar 50 meter. Jadi terlihat dengan jelas saat kita keluar dari stasiun. Saya berusaha mencari rumah makan, food court, atau street food namun tidak menemukan selain harga yang menjulang tinggi bak menara sutet. Bisa dimaklumi, karna ini adalah daerah wisata, restoran terbilang biasa-biasa saja juga harganya tinggi.
|
Sakura |
|
Berfoto dengan cewek-cewek berpakaian tradisonal Jepang di Ueno Park
|
|
Beruang paling cute di subway Tokyo |
|
Suasana kereta di jam pulang kerja
|
|
500 Yen |
|
Kuil di Ueno Park
|
|
Sakura di Ueno Park |
|
Tempat makan yang tidak meyediakan tempat duduk begini banyak di Jepang
|
|
Penjual Takoyaki di pasar di dekat Ueno Park
|
|
Takoyaki 300 Yen. Saya mencoba banyak takoyaki di Jepang, yang ini paling enak, belinya dipinggir jalan, harganya paling murah diantara yang lain
|
|
Beginian doang Rp 170.000 *rolling eyes*
|
Saya akhirnya masuk taman tanpa makan siang. Taman tidak terlalu ramai. Saat itu memang awal Maret dan pandemi Corona mulai merebak di berbagai penjuru dunia. Jadi bisa dimaklumi mengapa taman ini tidak terlalu ramai.
Kebanyakan pengunjung berwajah bule. Nampaknya mereka tidak terlalu perduli dengan pandemi yang mulai menakuti banyak turis. Satu hal yang saya perhatikan, kebanyakan mereka tidak memakai masker. Sepanjang perjalanan 1 hari di Vietnam dan 10 hari di Jepang memang saya melihat bule-bule paling banyak yang tidak memakai masker. Saya paham ini karena adanya informasi bahwa masker hanya melindungi kita dengan sangat minmal, hal itu juga dipegaruhi apakah kita bisa tidak menyentuh wajah atau masker saat dipakai. Jika udara disekitar kita ada virus itu, kemungkinan besar masker tidak banyak menolong, apalagi jika area mata dibiarkan tanpa perlindungan.
Saya agak kecewa karena bunga sakura belum banyak mekar. Ada beberapa pohon yang mekar dan tentunya langsung jadi objek selfie semua orang. Saya harus sabar mengantri
Saya mengajak 4 orang cewek Jepang berpakaian tradisional untuk berfoto, mereka dengan senang hati berpose dengan saya
SO, teman-teman, kalau mau lihat sakura, ke Jepangnya jangan awal Maret ya! Tapi kalau April, harga tiket melambung tinggi, dan pegunjung juga membludak. Ketika saya disana pegunjung lumayan ramai meski virus corona sudah mulai merebak. Saya nggak bisa bayangin kalau kesana April, pasti membludak dan susah untuk menikmati area wisata, terutama untuk berfoto, ini penting banget kan yaaa? yuuuk! So ada enaknya ada nggaknya. You win some you loose some
Baca Juga
cakep bunganya. semoga besok besok keturutan sampe ke sana juga ya
ReplyDeletetakoyakinya jadi pengen beli juga di sini