Cerita saya ini ada kaitannya dengan tulisan saya sebelumnya disini. Karena saya unblock mantan saya, dia jadi bisa menghubungi saya. Well mungkin dia memang baru mau menghubungi sekarang, atau memang tidak bisa menghubungi karena selama ini saya block. Entahlah, karena, saya pikir dia bisa saja minta nomor hp saya ke teman saya kan?
Jadi dia message saya melalui facebook, menanyakan kabar. Buat saya ini sangat mengejutkan karena kami sudah tidak berkomunikasi selama 10 tahun. 10 tahun meeeen!
Selama ini saya pikir, saya adalah orang yang tidak ada artinya buat dia. Karena setelah putus, dia langsung pacaran dengan yang baru dan pamer kemesraan tanpa memikirkan saya yang masih ada di pertemanannya dan tentu saja masih sakit hati. Apalagi, saya pikir dia sudah ada hubungan dengan wanita itu sebelum kami putus
Buat saya, saya adalah orang yang tidak cukup berharga sebagai apapun buat dia, karena setelah putus dengannya, saya sakit usus buntu yang membuat saya harus operasi besar (karena usus buntu saya sampai pecah), dan dia tidak menunjukkan keperdulian sama sekali
Hubungan kami sangat besar artinya sehingga perpisahan itu sangat menyakitkan buat saya. Tetapi nampaknya, saya tidak terlalu berarti buat dia.
Dia adalah orang yang membuat saya sangat-sangat sakit hati. Saya tidak pernah merasakan sakit hati seperti itu sebelumnya dan hingga sekarang tidak ada yang membuat saya sakit hati sedemikian dalam
Kembali ke perntanyaannya, saya menjawab kabar baik.
Kemudian obrolan berlanjut, saya berusaha mengabaikan banyak pertanyaannya yang mengarah ke informasi tentang saya. Saya tidak mau dia tau terlalu banyak tentang saya
Akhirnya dia mengucapkan maaf
Saya harus akui saya sempat sedih, karena semua kenangan itu datang lagi membanjiri fikiran saya. Dia pernah membuat saya sangat bahagia. Dia pernah jadi bagian penting dalam hidup saya.
Tapi perasaan sedih itu tidak lama
Buat saya, permintaan maaf ini sudah tidak penting. Saya sudah mengobati luka saya yang dalam sendiri. Saya bangkit sendiri. Saya melanjutkan hidup saya dengan bahagia sendiri. Permintaan maaf ini tidak terlalu berarti buat saya.
Setelah itu, saya mengabaikan teleponnya melalui facebook call, saya juga tidak mau memberikan nomor WhatsApp. Permintaan pertemanannya juga tidak saya approved sampai sekarang. Jika dia sudah tidak ada di hidup saya selama 10 tahun lebih, mengapa saya harus mengizinkannya jadi bagian hidup saya lagi?
My life is perfectly fine without you
27 April 2020