Kecopetan di Kereta Eksekutif

Dalam perjalanan dari Jakarta menuju malang dengan menggunakan kereta Gajayana 25 Oktober yang lalu, saya kehilangan 2 buah handphone (Nokia 6600 dan Motorola C-381) dan uang 2,3 juta lebih. Semula, duduk diatas kereta itu, dengan teman-teman seperjalanan yang menyenangkan, membuat perjalanan itu penuh tawa.
Kami berenam, Abah, mbak Titiek, Getuk, Winda dan Hanung, duduk dalam sebuah gerbong.
Aku duduk disebelah mbak Titiek, berhadapan dengan Hanung dan Abah, dibangku sebelah ada Winda. Berjarak dua bangku debelakang kami ada getuk yang duduk sendiri menguasai dua seat sendiri.



Sampai tengah malam, kami masih asik ngobrol sambil sesekali tertawa-tawa, sambil makan macaroni panggang dengan smooked beef buatan Ibu mbak Titiek.  Menjelang jam 2 dini hari, di Yogyakarta, seorang teman Winda yang duduk dibangku sebelah Getuk turun. Aku pindah ketempat duduk yang ditinggalkannya itu dengan girang, akhirnya dapat tempat untuk tiduran, fikirku waktu itu. Aku membawa serta daypack biru kesayangan dan menaruhnya dilantai, disebelah kepalaku. Aku lalu tidur dengan posisi kepala disebelah jendela kereta. 
 

Stasiun Madiun sudah lewat waktu aku bangun, aku mengambil tas dari lantai untuk mengambil handphone, posisi tas masih seperti semula, resletingnya juga terkunci rapat. Aku tidak menemukan handphone, mencari-cari kebagian dalam tas, tapi tak berhasil, lalu berusaha mencari dibawah kursi tempat duduk, walau merasa aneh melakukannya, karena aku yakin, sebelum tidur aku memasukkannya keransel.
Aku kembali ketempat dudukku semula, kepada yang lain menanyakan apakah handphoneku terjatuh disitu. Kami memeriksa lantai, tentu saja tidak ada karena sesungguhnya dia sudah berada ditangan orang lain. Aku minta mbak Titiek untuk mengubungi nomorku, tidak aktif, saat itu, sekitar 70 % aku sudah yakin handphone ku dicuri. Mbak Titiek menanyakan dompetku, dan segera saja aku melihat dompet yang semula berisi penuh itu telah kosong, hanya tersisa Rp 1000 disana. 
 
Tidak lama kemudian kami melapor kepolisi yang bertugas dikereta itu, mereka sedang duduk di gerbong makan. Mereka mendengarkan keterangan kami, tanpa menanyakan nama, tanpa mencatat. Mungkin bukan bagian prosedur kerja mereka untuk mencatat laporan kehilangan dikereta. Mereka membenarkan bahwa penumpang kereta sering mengalami kehilangan-kehilangan. Menurut pak Polisi, pencopet-pencopet itu adalah penumpang bertiket yang bekerja secara berkelompok. Mereka biasanya mengambil suatu barang dengan tanpa mengambil tempat barang tersebut, dengan tujuan, korban tidak menyadari barangnya telah dicuri, hingga mereka bisa meninggalkan kereta dengan aman distasiun berikutnya. Misalnya, laptop yang ditaruh dilantai akan diambil tanpa tasnya, handycam diambil dengan meninggalkan tasnya.


Aku sempat menanyakan kemungkinan untuk memeriksa penumpang, tapi pak polisi segera menggeleng, tidak ada dasar katanya. Akhirnya kami meninggalkan pak polisi yang sedang menikmati kopi pagi, kembali ketempat duduk kami.

Penyesalan berkali-kali mengisi fikiran saya, coba tadi nggak pindah, coba tadi pindah nggak usah bawa tas, coba tadi tasnya nggak ditaruh dilantai… coba temen-temen mengingatkan saya sebelumnya, bukannya berkata setelah kejadian 'lho kok bawa cash banyak' atau 'kok nggak dipisah-pisah naruh uangnya?' Tapi penyesalan yang menggunung pun takkan mengembalikan yang sudah hilang. Saya melanjutkan kegiatan di Ranu Pani dan Ranu Kumbolo dengan linglung.


Saya memang tidak pernah benar-benar menyadari betapa rawan keamanan barang-barang
dikereta, andai saya dengar cerita-cerita kehilangan, yang saya dengar justru setelah kejadian itu terjadi pada saya. 



Saya sharing cerita ini, dengan harapan, teman-teman yang baca nggak melakukan kelalaian sedikitpun ditempat bernama kereta eksekutif….
Jangan membawa banyak uang tunai, jangan lalai menaruh barang, bahkan barang yang ditaruh ditempat menaruh tas diatas tempat duduk juga sering hilang (kata pak polisi dikereta), kalau bisa ikatkan tas ke tas anda yg lainnya atau kebagian tubuh kereta (untuk memepersulit kalau ada yang hendak mengambil)



Jkt, 14 Nov 2007 

Share:

0 comments

Terimakasih sudah mampir, silahkan tinggalkan pesan untuk tulisan ini yaa. Terimakasih