Trekking di Hutan Chiang Mai, Thailand ( Hari ke-2)

Suasana pagi hari ke-2

 Bangun dengan Mata Bengkak (Hari Kedua)

Saya terbangun pagi hari dengan gatal-gatal di tubuh dan bengkak di mata kiri. Sesuatu sudah menggigit saya, dan teman-teman lain. Saat itu saya belum tahu, tapi kemudian saya tahu bahwa itu adalah kutu yang biasanya ada di kasur atau bantal.


Dihari kedua, 3 orang jerman akan pulang meninggalkan kami, karena mereka hanya mengambil paket trip 1 malam. Kami bertukar nomor telepon dan email, lalu berangkulan sebelum berpisah. Saya sempat melihat perempuan Karen yang sedang menenun dan taman kanak-kanak kampung itu. Thom menghilang sekitar 1 jam saat kami sudah selesai berkemas. Saat dia kembali dia mengatakan bahwa ia kehilangan uang honor membawa kami sebanyak 900 baht. Dia mencari namun tidak berhasil. Kami ikut sedih mendengarnya. Hanvieer memberikan uang kepada Thom (saya lupa jumlahnya)

Kami melanjutkan perjalanan. Thom mengatakan bahwa tujuan berikutnya adalah sebuah kabin ditengah hutan. Perjalanan hari itu cukup menanjak dan basah karena kami berada dipinggiran sungai dan sawah. Kami sering bertemu ladang dan ternak. Banyak kotoran sapi berserakan dijalan. Dua kali saya menginjak kotoran sapi. Kami bertemu seorang perempuan yang sednag menggembalakan sapinya dan mengorek-ngorek kotoran sapi untuk mendapatkan kumbang busuk. Rupanya kumbang ini adalah makanan  disana


Suasana makan sore di camp terakhir

Semua makanan ini nikmat banget, saya sampai nggak bisa gerak setelah makan kekenyangan

Cangkir dari bambu yang dibuat melengkung untuk "mengakomodir" hidung bule yang panjang. Saya kayaknya nggak butuh deh :))

Sekitar jam 12 siang kami tiba disebuah desa, kami dipersilahkan memasuki sebuah rumah panggung  yang terbuat dari papan. Rupanya ini adalah rumah Thom, guide kami. Kami dipersilahkan beristirahat dan diberitahu bahwa kami akan makan siang disana. Kami duduk di bagian rumah yang menghadap keluar dan tanpa dinding. jadi kami bisa duduk dan berbaring sambil melihat pemandangan ladang dan hutan diluar.Disana tinggal Thom dan keluarga kakak iparnya. Kami menunggu cukup lama hingga makanan datang pukul 13an. Mereka menyajikan mi instant rebus yang dimasak dengan sayur. Saya tidak terlalu senang dengan menu itu tapi tetap makan dengan lahap karena sudah sangat lapar

Selesai makan kami melanjutkan perjalanan kembali. Thom mengatakan perjalanan hanya sekitar 30 menit lagi ke camp terakhir. Dia memberikan "cangkir" dari bambu hijau untuk kami. Cangkir yang lucu karena Thom membuatkan lekukan khusus supaya hidung para bule tidak nyangkut di cangkir itu. Kami tertawa-tawa melihat cangkir itu.

2 Pondok Ditengah Hutan

Sekitar 45 menit kemudian memang kami sudah tiba di kabin tempat kami menginap. Ada 2 buah pondok ditengah lembah yang sepi itu, satu untuk kamar tamu, yang lainnya untuk memasak dan tempat tidur guide. Ada sungai yang memberikan suara yang akan menemani kami sepanjang malam. Saya, Nitasha dan Iris mandi disungai lengkap dengan pakaian kami. Tidak ada kamar mandi disini.

Selesai mandi saya menuju dapur dimana Thom sedang memasak. Saya meminta sepotong roti dan minta dibuatkan teh karena saya lapar. Dia memberikan roti lengkap dengan selainya. Teh dimasak dengan sebuah teko diatas api unggun. Senang rasanya trekking selesai siang hari, karena kami bisa menikmati sore hari dengan bersantai. Cuaca sangat dingin sehingga kami hanya betah duduk dekat api unggun. Makanan yang disajikan malam itu adalah masakan Thom, rasanya enak banget. Saya makan sampai kekenyangan. Semua suka makanan malam itu

Sungai yang menjadi musik kami sepanjang malama
Sekitar jam 8 kami sudah mengantuk, tempat tidur kami terdiri dari jejeran kasur-kasur yang dilengkapi dengan kelambu. Setiap kelambu ada dua kasur. Saya mengajak Iris tidur satu kelambu lagi. Saya menyemprotkan cairan anti nyamuk (yang mustinya buat kulit) ke pinggiran tempat tidur untuk mencegah kutu datang lagi seperti di kabin malam pertama kami menginap. Saya suruh Iris melakukan hal yang sama

Kami mengobrol sebentar lalu tertidur nyenyak. Malamnya saya bangun hendak ke toilet, saat itu saya melihat 2 orang tidur disamping api unggun. Mungkin Thom dan temannya.

Ketika bangun pagi kami segera ke api unggun karena dinginnya. Sayang saya tidak bisa memeriksa berapa suhu ketika itu, karena tidak ada sinyal disana. Tidak ada kutu yang menggigit saya malam itu. Thom menaruh roti di bambu dan membakarnya. Kami membantu. Menu sarapan dengan roti dan telur orak-arik. Kami meninggalkan tempat indah itu sekitar jam 9.30. Perjalanan cukup panjang tapi kebanyakan jalannya menurun, jadi tidak terlalu terasa berat. Dijalan Tom membuatkan gelang dari daun untuk kami cewek-cewek saja. Dia memakan semut dihadapan kami (yang saya rasa) sebagai bagian dari pertunjukan kebiasaan masyarakat suku Karen.

Teamwork yang baik, ada yang memanggang roti, ada yang memanggang mengeringkan pakaian basah

Kami berhenti disebuah sungai yang luas dan sangat indah, beristirahat, bahkan tidur-tiduran sambil menggelar pakaian kami yang masih basah. Anjing Thom muncul. Rupanya dia sudah mengikuti kami diam-diam sejak dari kampung. Majikannya tidak senang dan mengusirnya supaya kembali ke desa.

Sekitar jam 12 siang, kami tiba dipondok tempat perjalanan dimulai. Ada 1 rombongan yang akan memulai perjalanan lagi, dan Thom yang akan menemani mereka juga. Mobil menjemput kami untuk melakukan bamboo rafting. Kami mengucapkan salam perpisahan dengan Thom lalu naik ke mobil

Bamboo Rafting

Rafting dengan perahu kecil yang terbuat dari bambu ini menjadi penutup trekking selama 2 hari. Sebelumnya kami makan siang dulu disebuah rumah makan, masih tanpa membayar, mi goreng hangat yang banyak sekali di sajikan dengan semangka sebagai penutup. Parahu yang terbuat dari bambu itu dinaiki 4 orang, termasuk yang mengendalikan perahu.

Yang membawa perahu selalu berdiri untuk mengendalikan, sedangkan kami duduk manis sambil melihat-lihat pemandangan.

Catatan:

1. Perjalanan mendaki hanya dilakukan beberapa jam sehari, kira-kira 3 jam saja. Sisanya bersantai, mandi di air terjun dll
2. Kami harus membayar untuk minuman yang disediakan di kabin, selain minuman, tidak ada yang perlu dibayar sepanjang perjalanan

Share:

1 comments

  1. Aku pasti suka ikut tracking seperti ini. Paling paling tidak suka kutu busuk dan mandi di kali hehehe... perjalanan yang indah sekali Mbak Rina. Meninggalkan banyak kesan cerita manis pasti

    ReplyDelete

Terimakasih sudah mampir, silahkan tinggalkan pesan untuk tulisan ini yaa. Terimakasih