Tour Sepeda Ke Daik, Pulau Lingga
Pegunungan yang selalu terlihat kemanapun kami selama di Pulau Lingga |
Kami menumpang kapal trayek Batam - Daik yang berangkat dari Pelabuhan Telaga Punggur ke Pelabuhan Sei Tenam. Ongkos kapal adalah Rp 185.000 one way, dan menjadi Rp 370.000 pp. Sepeda yang kami bawa tidak dikenai biaya. Kapal berangkat dari pelabuhan Telaga Punggur jam 09.30. Penumpang penuh, bahkan beberapa orang tampak duduk di badan kapal di bagian belakang, karena semua kursi penuh terisi. Kapal bergoyang cukup keras karena ombak lumayan besar. Tidak terlihat besar oleh mata, tapi terasa dari guncangan kapal.
Kami tiba di Pelabuhan Sei Tenam sekitar pukul 13.00. Karena sudah melewati jam makan siang, perut sudah bernyanyi sedih, kami segera makan di pelabuhan. Tidak ada pilihan lain selain mi instant rebus. Menurut informasi yang kami dapat, perjalanan akan melewati hutan dan tidak ada warung. Setelah makan kami mulai mengayuh sepeda, perjalanan hari itu sekitar 39 km. Perkiraan jarak ini kami dapatkan dari Google Maps
Jalanan naik turun dan sangat sepi. Kendaraan yang melintas cukup jarang. Wajar saja jika melihat tidak banyak bangunan dijalan. Hanya ada beberapa pondok dan ladang. Bisa dipastikan yang melintas hanya mereka yang menuju dan kembali dari pelabuhan, atau peladang. Dikiri kanan jalan terdapat hutan-hutan lebat, sesekali nampak ladang merica atau yang disebut Sahang dalam bahasa lokal. Hampir setiap ladang yang kami lihat adalah ladang merica, mungkin 90%
Video perjalanan kami
Kami dapat melihat Gunung Permata sejak mulai dari pelabuhan. Sekitar 2 jam mengayuh sepeda, kemudian Gunung Daik terlihat. Kedua gunung ini menjadi pemandangan yang menemani kami hingga Daik. Pemandangan yang cukup unik mengingat Kepulauan Riau yang biasanya akrab dengan pemandangan laut dan pantai.
Jalanan luas dan sepi |
Pantai Pasir Panjang |
Balai Masyarakat Melayu dengan latar pegunungan dibelakangnya |
Gunung Permata & Gunung Daik selalu terlihat kemanapun kami saat berada di Lingga. Tak heran Gunung Daik menjadi bagian penting dan menjadi alasan nama "Lingga" dibuat menjadi nama pulau ini. Menurut situs resmi Kemedikbud, Lingga berasal dari kata "ling" yang artinya naga, dan "ge" yang artinya gigi. Hal ini karena orang Tionghoa melihat bentuk puncak gunung Daik yang seperti gigi/tanduk naga.
Diperjalanan ada masalah dengan sepeda Lina karena ada tali tas yang nyangkut ke derailleur. Hal ini menyebabkan derailleur menjadi miring, dan fungsi gigi terganggu. Lina hanya bisa mengganti hingga ke gigi 6, rantai berpindah-pindah sendiri. Ada juga bunyi gesekan setiap melewati tanjakan. Kami berhenti beberapa kali untuk memperbaiki sebisa kami. Karena kami bukanlah orang yang bisa memperbaiki sepeda
Walau tidak mudah, sepeda tetap bisa dikayuh hingga Daik, namun perjalanan kami sedikit lambat karena beberapa kali harus berhenti
Daik
Daik pernah menjadi pusat pemerintahan kerajaan Lingga
Bersambung...
16 comments
Aku degdegan banget waktu ada yang nyangkut di sepeda itu. Takut nggak bisa melanjutkan perjalanan karena sepeda kenapa-kenapa.
ReplyDeleteKapal yang bisa membawa sepeda hanya bisa merapat di Sei Tenam? Kalau di Tanjung Buton nggak bisa? Kalau dari Sei Tenam ke Daik lebih jauh.
ReplyDeleteNggak ada rutenya kalau dari Batam. Kapal Batam Lingga hanya melewati Sei Tenam saja gak ke Tanjung Buton. *bantu jawab.
DeleteBtw aku pernah googling tentang Lingga, ternyata dikau pernah ke Lingga ya. Ngebolang sendirian gitu? Keren lah, jarang² kan traveller blusukan ke Lingga.
Iya, tahun 2016 silam, karena di Lingga ada air terjunnya. :D
DeleteSebenarnya asik juga ya nyepeda di Lingga kalau ada sepedanya, hahaha.
Mawi Wijna: Kalau dari batam hanya tersedia ferry ke Sei Tenam aja mas.
ReplyDeleteKalau mau ke Tanjung Buton berangkat dari Tanjungpinang. Terimakasih sudah mampir di blog saya
Sama mba lina yaa seruu banget sepedaan mba..ngomong2 pulau lingga..apa ayah terinspirasi kasih namaku dr sini ya hahaha
ReplyDeleteCoba ditanya ayahnya mbak haha, saya juga penasaran hihi
DeletePemandangan cakep . Ntar kalau touring ke jakarta mampir ke rumah mpo ya. Mpo juga punya sepeda
ReplyDeleteAseeek, ada teman buat sepedahan di Jakarta :D
Deletewah... asyiknya ngowes ke pulau daik yang sepi dan jalannya lumayan terjal... semangat sist... pemandangannya menggoda deh
ReplyDeleteNggak terjal kok sis, cuma nanjak :p
DeletePenasaran deh sama cerita Pulau Lingga. Katanya tour guide (markitrip) waktu aku main ke Bintan, underwaternya juga keren di sini
ReplyDeleteNah kalo underwater belum nyoba, tapi kalau dibilang begitu saya percaya, karena perairan Kepri emang keren lautnya biasanya
Deletekemarin aku dan temanku baru bahas tentang pulau Lingga ini mbak... lumayan jauh ya dari kota batam itu sendiri
ReplyDeleteJauh mbak, naik speed boat 4 jam
Deletejalannya mulus dan gede ya mbak. Keren
ReplyDeleteTerimakasih sudah mampir, silahkan tinggalkan pesan untuk tulisan ini yaa. Terimakasih