Cara Mengirim Paket ke Luar Negri dengan EMS Service Pos Indonesia
Saya hendak mengirimkan paket yang berisi kaset lama ke Jepang. Tadinya saya akan mengirimkan paket ini melalui Fed*x karena kantor saya memiliki akun perusahaan di forwarder ternama ini. Dengan adanya akun kantor, jika saya "nebeng", saya akan mendapat potongan harga yang lumayan
Saya menghubungi sales Fed*x untuk menyampaikan bahwa pengiriman saya yang satu ini akan saya bayar cash, lalu melakukan pemesanan penjemputan online seperti yang biasa saya lakukan. Fed*x menjemput dan meminta packing list dan invoice. Saya bilang saya tidak punya packing List Invoice karena pengiriman ini pribadi. Tapi Fed*x bilang Packing list/Invoice adalah keharusan meski barang pribadi. Jika saya membuat Packing List/Invoice dengan nama perusahaan, maka pengiriman ini akan mempengaruhi laporan pajak dan lain-lain ke Bank Indonesia. Jika saya membuat atas nama sendiri harga paket tanpa diskon untuk berat sekitar 1 kg mencapai 1.1 juta ++ (dengan diskon perusahaan sekitar 800 ribuan)
Dari Hostel ke Hostel
Saya akhirnya memutuskan untuk mengirim paket dengan Pos Indonesia. Menurut yang saya baca, PT. Pos Indonesia menjalin kerjasama dengan DHL Express untuk layanan EMS (Express Mail Service), khusus untuk paket pengiriman keluar negri. EMS menggunakan jaringan DHL Express di 230 negara dan sudah melakukan kerjasama dengan PT Pos Indonesia sejak tahun 2005
Tanda terima dari kantor pos |
Formulir EMS |
Sepulang kerja, saya langsung ke kantor pos yang berada di Batam Center dekat BP Batam, walau sudah lewat dari jam 5 sore, mereka masih buka lho. Katanya sih sampai malam. Saya ditanya datang untuk keperluan apa, setelah menjelaskan, si bapak security memberikan 2 formulir untuk di isi. Yang pertama formulir EMS, yang kedua formulir untuk bea dan cukai.
Formulir EMS meminta kita untuk menuliskan alamat tujuan paket, isi paket dan alamat pengirim. Sedangkan formulir bea cukai adalah mengenai nilai barang yang dikirim. Setelah mengisi kedua form, saya mengambil nomor antrian. Keren euy, udah kayak bank ya pake nomor antrian, jadi kita bisa ngantri sambil duduk manja. Biasanya kalau saya ke kantor pos, antrinya harus berdiri.
Mengunjungi Kuil Terindah di Dunia di Chiang Rai, The White Temple (Wat Rong Khun)
Tiba giliran, saya menyerahkan formulir dan paket dengan deg-degan, karena khawatir ada kendala lagi. Menurut info Fed*x, peraturan import Jepang sangat ketat, kadang karena penolakan pihak cukai Jepang, paket harus dikembalikan ke pengirim.
Petugas pos menerima formulir saya lalu melakukan penimbangan. Saya harus membayar Rp. 477,989 untuk paket dengan berat 1.400 gr, sebesar kotak sepatu (saya memang menggunakan kotak sepatu untuk kotaknya)
Saya membayar, menerima kuitansi, selesai. Murah banget dibandingkan dengan forwarder sebelah. Dan caranya mudah banget. Tidak meminta Packing List/Invoice segala
Melacak Posisi Paket
Setelah paket terkirim, esoknya saya langsung memeriksa dimana posisi paket. Laporannya seperti dibawah ini.
Tracking 1 hari setelah pengiriman, belum ada pergerakan |
Hari ke 3 paket sudah tiba di Jepang |
Hari ke 6 paket sudah diterima teman saya |
7 comments
cepat banget ngirim keluar negeri cuma 6 hari.... nah saya ngirim ktp dari batam ke kampung pontianak..2 minggu baru nyampai..ya salaaaaaaam...untung2an juga kali ya ngirim lewat pos..
ReplyDeleteMungkin karena kerjasama dg DHL mbak Sarah. 2 minggu itu wow banget ya, pake kilat khusus mustinya bisa lebih cepat
ReplyDeletemungkin pak pos nya lelah nyari alamatnya kali ya..makanya jadi lamaaa...tapi kalo keluar negeri..nanti ku coba deh..
ReplyDeleteNtaps nih inpo nya Kak...
ReplyDeleteBoleh juga ini kak. Makasih infonya :)
ReplyDeleteomnduut.com
Terimakasih kaka Haryadi
DeleteHalo kak, pembayarannya menggunakan mata uang rupiah kah? Soalnya baca di web pos, semua perhitungan menggunakan dollar Amerika �� apakah itu hanya untuk perhitungan tarif saja ya kak maksudnya? Tks~
ReplyDeleteTerimakasih sudah mampir, silahkan tinggalkan pesan untuk tulisan ini yaa. Terimakasih