Geopark Merangin: Arung Jeram Batang Merangin dan Menyusuri Jejak Fossil 300 Juta Tahun (Bag II)
Salah satu sungai yang bermuara ke Batang Merangin Lokasi fosil banyak di sini |
Saya bahkan pernah mengikuti pelatihan arung jeram internal organisasi saya sewaktu masih menjadi mahasiswa. Saya jelas bukan pakar, tapi yahhh...saya tahu dikit soal dasar-dasar arung jeram, seperti bagaimana cara mengangkat peserta yang terjatuh ke air, perintah-perintah skipper dll
Kami naik ke perahu, mereka memegang semua dayung, saya duduk ditengah. Di awal-awal pengarungan inilah jeram paling berbahaya yang akan kami lalui. Ada jeram Amin, yang dinamai sesuai dengan nama seorang wartawan yang jatuh lalu meninggal di jeram ini pada tahun 1997. Menurut informasi, perahu yang dinaiki Amin bersama beberapa pejabat tinggi Jambi terbalik di jeram ini. Sesuai tradisi di dunia Arung Jeram, jeram akan dinamai dengan nama korban. Jeram Amin memang cukup berbahaya, perahu sering terbalik disini.
Kami berhasil melalui beberapa jeram sulit diawal. Selanjutnya saya ikut memegang paddle. Selama saya memegang paddle, saya merasa sungai cukup tenang dan tidak terlalu sulit untuk dilalui. Walau demikian ada 1 orang instruktur yang terlempar dari perahu tapi segera bisa naik ke perahu
Terpukau Oleh Fosil
Kami berhenti beberapa kali untuk melihat fofil-fosil yang ada disepanjang jalur arung jeram. Ada sebuah fosil batang pohon yang bentuknya sangat nyata, adalah pohon ratusan juta tahun yang lalu. Pohon ini berada di tempat aslinya, terlihat akar-akarnya masih berada di tempatnya
Kemudia kami berhenti disebuah air terjun bernama Muara Karing. Air terjunnya tidak tinggi tapi luas dan bertingkat, yang membuatnya terlihat indah dan unik. Selain dengan perahu, kita juga bisa mendatangi air terjun ini tanpa arung jeram, karena ada jalan ke jalan raya.
Fosil pohon yang sering menjadi ikon foto Geopark Merangin |
Fosil pakis dan daun lainnya, karena batu ini bukan batu yang terikat ke tanah, dan khawatir akan rusak atau hilang, guide membawanya untuk diserahkan ke pemerintah |
Fosil daun pandan |
Fosil batang pohon, bahkan serat kulit pohon masih nyata terlihat |
Menurut Bang Samsul, tempat itu tadinya adalah dasar lautan yang berada 20 meter di bawah permukaan laut. Dasar laut ini kemudian teranngkat ketika terjadi pergerakan lempengan bumi. Masuk akal jika mengingat kerang-kerang biasanya tidak ada di sungai.
Kami beristirahat di air terjun itu, makan cemilan dan minum, kemudian melanjutkan mengarungi sungai.
Pemandangan di sisi sungai sangat indah, tebing-tebing menjulang diantara pohon-pohon yang rimbun. Beberapa kali terlihat air terjun kecil, monyet dan batu-batuan bernbentuk unik.
Di sungai yang arusnya tenang dan tampak tidak ada batu, Bang Samsul mempesilahkan kami untuk melompat dari perahu untuk menikmati berenang di sungai itu. Ini memang biasa dilakukan ketika mengarungi sungai dengan perahu karet. Saya melompat dengan girang
Walau tidak terlalu kuat, arus membawa saya dengan cepat menjauh dari perahu. Saya yang awalnya tidak takut langsung ketakutan karena membayangkan didepan bisa saja ada jeram yang akan menggulung-gulung tubuh saya. Saya berpegangan pda salag seorang guide tapi kemudian melepaskannya karena saya butuh tangan saya untuk berenang.
Saya semakin menjauh-dan mejauh dari perahu tanpa bisa saya tahan, arus semakin kuat. Beberapa kali saya berusaha menepi untuk mencapai darat tapi tidak berhasil. Akhirnya saya tidak punya tenaga lagi. Saya sudah lemas. Saya membiarkan
Sungai Batang Merangin jadi tempat mandi dan mencuci masyarakat di desa sekitar |
Jembatan gantung jadi tempat ngobrol sebelum mandi, tampak mereka membawa handuk untuk mandi |
Sungai Batang Merangin, saya tidak berhasil mendapatkan informasi panjang dan lebar sungai ini |
Perahu tiba-tiba muncul dibelakang saya, Bang Samsul menyodorkan paddle (kayuh). Saya tidak melihat mereka mendekat, tiba-tiba saja sudah ada dibelakang saya. Butuh 2 orang menarik saya naik keatas perahu. Kalau soal naik ke perahu memang saya nyerah deh. Ini salah satu hal yang tersulit dalam hidup saya selain mengangkat air galon ke dispenser hahaha... Karena posisi membelakangi perahu, pengunci pelampung yang posisinya didekat leher saya menekan dagu saya. Lumayan sakit. Tapi saya berhasil diangkat. Bayangan tubuh saya tergulung-gulung di jeram segera sirna
Tidak lama kemudian kami singgah di sebuah air terjun, namanya air terjun Grojogan Bala Putra Dewa. Ini adalah air terjun yang ramai dikunjungi umum. Konon air terjun ini bisa memperdekat jodoh. Amin aminnn... Tentunya saya musti mandi disini. Langsung lompat manja ke air =))
Setelah air terjun, hanya ada satu jeram lagi yang kami lewati. Jeram ini diberi nama "good bye" Jeram yang lumayan besar, bang Samsul sampai terlempar tapi tidak sampai keluar perahu. Saya sampai ngakak melihat videonya. Videonya bentar lagi tayang, sabar ya pemirsa haha
Total sungai yang kami arungi adalah 13 km, sekitar pukul 13.00 pengarungan sudah selesai. Perahu dikempiskan, kemudian kami berjalan ke tempat menunggu pick up datang menjemput
Harga-Harga
Harga arung jeram, Rp 600.000 untuk 1 perahu, bisa dinaiki minimal 4 orang tamu, lainnya guide
Nomor Telp Bang Samsul 0853 8418 5522
Harga menginap dan makan di rumah Bang Samsul, seiklasnya
Tiket mobil travel Jambi - Bangko Rp 110.000
Terimakasih buat Bang Samsul dan keluarga yang sudah menerima saya menginap di rumah, dan sudah melayani saya seperti tamu. Juga untuk Provider arung jeram "Dua Sahabat" yang mau mengantar saya meski saya sendiri
Video segera tayang di YouTube ;)
20 comments
Eh aku baru tahu ada fosil pohon. Gede banget pula yaa. Pengalaman yang mengesankan nih mba bisa menikmati pemandangan alam dan bahkan arum jeram serta lihat fosil 300 juta tahun di Jambi
ReplyDeleteWah keren ya di Jambi sana punya lokasi wisata yg luar biasa mengesankan.
ReplyDeleteFosil2 itu banyak memberikan pelajaran buat kita
Fosil-fosilnya jadi keliatan kaya tato di batu ya :D
ReplyDeleteArung jeram emang paling seru... pengen deh nyobain arung jeram yang ada di sumatera..
pengalaman yang luar biasa kak, main arum jeram dan bisa lihat fosil
ReplyDeleteKalau ada fosil pohon, batang kayu, dan daun-daun berarti dulu pohon, batang kayu, dan daun-daun itu ada di dasar laut juga yaaa. sungguh ku penasaran liat aslinya..
ReplyDeleteKayaknya aku gak berani ikut arung jeram. Tapi kalau diajak liat fosil dan celupin kaki di sungai boleh juga
ReplyDeleteWaaah ini di daerah Bangko ya? Pantes aja soalnya tempatnya emang hijau ranau gitu.
ReplyDeleteSubhanallah indahnya, mesti punya nyali ya kalau mau menyusuri sungai menggunakan boat
ReplyDeleteNgebayangin dasar laut sedalam 20 meter terangkat ke atas trus bagaimana nasib daratan di sekitarnya yang terkena limpahan airnya. Subhanallah. Saya kalau liat peninggalan sejarah gitu jadi membayangkan gimana kehidupan zaman dulu. Btw, liat jembatannya itu bikin merinding. Aduh, serem banget kayaknya lewat situ.
ReplyDeleteWah photo na bener2 seperti zaman purba ya... Mantap banget
ReplyDeleteJaman kuliah dulu sering diajak temen yang jadi skipper ikut main arung jeram di tempatnya. Lumayan rafting gratis tiap minggu di Probolinggo hehehe.. Jadi paham dikit2 juga tentang dasar-dasar rafting. Tapi sejak di Batam jadi gak pernah rafting lagi
ReplyDeleteMerhatiin fosilnya satu-satu, nggak bisa ngebedain antara fosil sama batu heheh.. kyknya hatus bnyak belajar ini :D
ReplyDeleteAku suka ngebolang di lokasi seperti ini, dulu di belakang rumah nenek di Madiun pernah menemukan fosil
ReplyDeleteAirnya koq kayak tenang yaa kak.
ReplyDeleteBtw jambi kece juga yaa.
Ku belum pernah ke Jambi :(
Kebayang dulu ada phon besar lalu tumbang dan jadi fosil :D
ReplyDelete300 tahun? Luar biasa :D
Pengen deh ngerasain sensasi main arung jeram langsung di sungai gitu. Pasti seru dan menantang.
ReplyDeleteAku seringnya main arung jeram di dufan. Itu aja teriak2 mulu, haha
Huah keren banget bisa liat fosil zaman purba begitu, sungainya airnya masih jernih banget ya.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteWhat? Mba jalan jalan sendirian naik arung jeram? Hehehe aku tak sanggup, hebat euy.. btw maksudnya fosil daun paku, pohon, dan lainnya ko bisa menjadi batu yah?
ReplyDeleteKak kalo pas hiking gt pake sepatu ato sendal gunung gt y bagus ny? Trs pas rafting sering kepentok batu n lecet2 ga kaki ny? Hehe tq sblm ny. Blh minta tips nya ga.
ReplyDeleteTerimakasih sudah mampir, silahkan tinggalkan pesan untuk tulisan ini yaa. Terimakasih